Matematika adalah ilmu pengetahuan yang lahir dari pemikiran manusia selama ribuan tahun. Sejak awal, Matematika ditujukan untuk disepakati dan dipahami oleh manusia agar bisa digunakan untuk menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
Melihat hal itu, pembelajaran Matematika haruslah bersifat humanis, artinya pembelajaran Matematika harus mempertimbangkan semua aspek, termasuk hakikatnya sebagai ilmu yang lahir untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi manusia. Lantas, bagaimanakah ciri-ciri pembelajaran Matematika yang humanis itu?
1. Memahami Profil Setiap Anak
Setiap anak memiliki kemampuan yang berbeda, ada yang belum siap, sudah siap, dan sudah mahir ber-Matematika, dan hal itu wajar dalam belajar. Pembelajaran Matematika yang humanis haruslah dapat membantu anak-anak yang tertinggal dan mewadahi anak-anak yang sudah mahir.
Dalam pembelajaran Matematika yang humanis, tidak ada jawaban dari anak yang dianggap salah, setiap jawaban dihargai sebagai keberagaman cara berpikir anak. Dengan demikian, anak yang tertinggal bisa mendapatkan persepsi dari jawaban temannya yang sudah mahir.
Baca Juga: Mengapa Pembelajaran Matematika Harus Berbasis Kecerdasan Majemuk?
2. Memberikan Kesempatan pada Anak untuk Berkembang Sesuai Kecepatannya
Selain profil yang berbeda, anak-anak juga memiliki kecepatan belajar yang berbeda-beda, dan setiap anak berhak mendapatkan kesempatan untuk berkembang sesuai kecepatannya masing-masing.
Pembelajaran Matematika yang humanis membuka ruang eksplorasi bagi anak. Pertanyaan diberikan secara terbuka (open-ended), sehingga anak mempunyai kesempatan untuk menjawabnya dengan kreatif sesuai kemampuannya.
3. Menilai Proses, Bukan Hasil
Matematika adalah sebuah pembiasaan diri untuk menyelesaikan masalah dengan melihat fakta yang tersedia, sehingga proses menjadi sesuatu yang tidak bisa diabaikan. Sebagai orang tua sekaligus fasilitator belajar anak, kita pun perlu memberikan prioritas pada proses itu dalam pembelajaran Matematika.
Pembelajaran Matematika yang humanis selalu menilai proses, bukan hasil. Terlebih lagi, tujuan pembelajaran Matematika yang sesungguhnya adalah terbentuknya karakter anak yang percaya diri, mandiri, dan menghargai keberagaman. Karakter tersebut hanya akan terbangun jika orang tua dan anak setia pada proses.
4. Mendahulukan Penguasaan Konsep
Konsep adalah hal mendasar yang perlu dikuasai dalam mempelajari apapun, termasuk Matematika. Menguasai konsep berarti mampu mengungkapkan kembali apa yang telah dipelajari; menjelaskan keterkaitan antar konsep; serta yang terpenting, mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Matematika harus bisa mengantarkan anak agar dapat hidup sebagai manusia yang terampil dalam memecahkan masalah sehari-hari dan terus berinovasi. Itu hanya bisa dicapai melalui pembelajaran Matematika yang kontekstual dan mengedepankan penguasaan konsep.
Baca Juga: Tanda-Tanda Fondasi Matematika Anak Belum Kuat: Belum Menguasai Keempat Hal Ini. Cek Sekarang Juga!
Sudah semestinya Matematika dipandang sebagai bagian dari kehidupan manusia. Pembelajaran Matematika yang humanis adalah langkah awal yang baik untuk mengintegrasikan Matematika ke kehidupan anak sejak dini. Sudahkah kita menghadirkan Matematika yang humanis ke dalam lingkungan belajar si kecil?