Kenali Tahapan Perkembangan Matematika Berdasarkan Usia Anak

Perkembangan kemampuan Matematika adalah dasar bagi perkembangan kecerdasan anak. Anak-anak mengembangkan kecerdasan Matematika bahkan sejak lahir. Namun berbeda dengan orang dewasa, anak-anak lebih banyak menghabiskan waktu belajar sendiri dan melakukan kegiatan berdasarkan penemuan.

Semua itu akan berjalan sesuai dengan usianya. Setiap rentang usia mempunyai tahapan tersendiri, dan setiap tahapan merupakan perkembangan dari tahapan sebelumnya. Lalu, bagaimanakah sesungguhnya perkembangan Matematika pada anak berjalan?

Usia 0-2 Tahun

Pada usia ini, anak mengalami tahap sensorimotor. Tahap ini tidak terlihat seperti Matematika. Anak masih berfokus pada pengalaman sensoris dan gerak. Ia akan peka terhadap benda kecil dan melakukan pergerakan yang melatih kepekaan akan jarak dan arah. Kemampuan belajar dan intelektual merupakan hasil dari semua perilaku geraknya.

Usia 2-4 Tahun

Usia 2-4 tahun adalah masa untuk tahap praoperasional prakonseptual. Maksudnya, anak sudah mulai merepresentasikan lingkungan dengan kata-kata dan gambar, tapi belum mengerti simbol. Cara berpikir anak pun masih belum sistematis.

Walau begitu, kemampuan anak sudah terlihat mulai kompleks di tahap ini. Anak bisa memahami gradasi, membuat beragam keterhubungan, dan melatih estimasi. Soft skill seperti kemampuan konsentrasi dan memahami siklus bekerja berkembang di fase ini.

Usia 4-6 Tahun

Selanjutnya, anak akan mengalami tahap praoperasional intuitif. Kemampuan anak terlihat semakin kompleks lagi. Pada tahap ini, anak sudah mengenal nama dan simbol bilangan serta memahami sistem bilangan. Sifat operasi hitung (pertukaran, pengelompokkan, dan penyebaran) dipelajari pada tahap ini. Anak juga mulai memahami ikatan bilangan, geometri dasar (bangun 2 dimensi), dan kalkulasi di bawah 10.

Usia 6-12 Tahun

Usia ini merupakan masa untuk tahap operasional konkret. Ada mulai menunjukkan kreativitas dalam pemecahan masalah. Walaupun pada tahap ini anak sudah bisa berpikir logis, ia hanya bisa menerapkan logika pada benda fisik. Ia belum bisa menyelesaikan masalah-masalah yang bersifat abstrak. Oleh karena itu, material konkret masih dibutuhkan sampai usia ini.

Sebagian besar anak sudah bisa mempertahankan memori empiris tentang panjang, ukuran, atau volume. Salah satu contohnya adalah jika kita menuangkan air dari wadah lebar ke wadah ramping, anak akan tahu bahwa volume air itu sama.

Usia 12-18 Tahun

Tahap perkembangan terakhir adalah tahap operasi formal. Inilah tahap di mana anak menggunakan Matematika untuk memecahkan masalah. Salah satu kemampuan yang akan dikuasainya yaitu literasi keuangan. Sikap dan perilakunya akan berubah menjadi keputusan dan tindakan. Setiap pemecahan masalah akan diikuti dengan penarikan kesimpulan yang prosesnya dijalani secara sistematis.

Tugas orang dewasa adalah menyusun kegiatan pembelajaran yang sesuai agar anak dapat menemukan sendiri konsep dan pemahaman. Mengetahui tahapan perkembangan anak penting dilakukan agar kita bisa mempersiapkan lingkungan belajar secara tepat.

Baca Juga: Anak Usia Dini Boleh Mengerjakan Lembar Kerja Matematika, Asalkan Kelima Hal Ini Terpenuhi

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *