Sebagai orang tua, kita tentu ingin anak bisa menyerap pelajaran dengan baik, termasuk pelajaran Matematika. Betapa tidak, Matematika adalah ilmu yang sangat berguna dalam kehidupan manusia. Hampir setiap aspek kehidupan kita melibatkan Matematika.
Namun, kita jangan sampai terburu-buru dalam mengajarkan Matematika pada anak usia dini, sebab ada beberapa hal yang tidak boleh dilewatkan dalam prosesnya, termasuk saat sebelum memulainya. Apa saja hal yang harus diperhatikan sebelum mengajarkan Matematika pada anak usia dini?
1. Kesiapan Belajar Anak
Hal pertama yang harus diperhatikan tentu saja kesiapan belajar anak. Kesiapan belajar dapat dilihat dari tingkat kemandirian anak. Saat ia sudah tidak bergantung pada orang dewasa, mempunyai antusiasme yang tinggi, menunjukkan rasa ingin tahu yang besar, dan memiliki minat eksplorasi yang tinggi, itu artinya ia sudah siap untuk belajar.
2. Kesiapan Lingkungan Belajar
Kesiapan anak perlu didukung dengan kesiapan lingkungan belajar. Lingkungan belajar yang siap adalah bentuk invitasi yang jelas untuk anak. Buatlah jadwal yang pasti, siapkan material belajar yang dibutuhkan anak, dan orang dewasa harus hadir sebagai fasilitator.
Lingkungan yang tidak disiapkan akan memberikan kesan ‘kacau’, dan hal itu akan memengaruhi juga cara berpikir anak.
3. Pra-Matematika Sudah Tuntas
Kemahiran Matematika pada anak usia dini tidak bisa dicapai jika tahap pra-Matematika belum tuntas. Pra-Matematika mencakup estimasi, presisi, pola, keterhubungan, gradasi, dan koordinasi mata dan tangan.
Pra-Matematika adalah fondasi dari Matematika dan perlu dikenalkan sejak dini melalui pengalaman multisensori, sebab masa usia dini adalah masa yang tepat untuk menanamkan struktur dan tatanan. Pengalaman yang melibatkan tangan akan menanamkan konsep secara konkret dan mengembangkan intelegensi anak.
Baca Juga: Pra-Matematika dan Matematika Usia Dini, Apa Bedanya?
4. Pembelajaran yang Kontekstual
Saat mengajarkan Matematika pada anak usia dini, tentu kita perlu memperhatikan apa manfaat dari materi yang diajarkan untuk kehidupannya, sebab Matematika haruslah bermakna dan bersifat kontekstual, yang akan menjadi bekal baginya untuk menghadapi kehidupannya nanti.
Kita juga perlu mengobservasi apa yang menjadi kebutuhan anak, agar kita bisa mengatur ekspektasi dan tidak memberikan materi yang melebihi kemampuannya.
5. Fungsi Eksekutif
Fungsi eksekutif berpengaruh terhadap kebiasaan kerja. Matematika adalah ilmu yang perlu dipelajari secara sistematis dan terstruktur. Matematika juga memerlukan keuletan, konsentrasi, dan kemampuan mengevaluasi diri. Oleh karena itu, anak harus sudah memiliki fungsi eksekutif yang kuat sebelum memulainya. Fungsi eksekutif mencakup 3 area utama, yaitu memori kerja, inhibitory control, dan fleksibilitas kognitif.
Demikianlah beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum mengajarkan Matematika pada anak usia dini. Matematika akan menjadi bermakna saat pembelajarannya terstruktur, sistematis, menyenangkan, dan melibatkan multisensori. Dengan memperhatikan hal-hal di atas, kita bisa mengajarkan Matematika dengan cara yang tepat dan sesuai kebutuhan anak.
Baca Juga: Ini Cara Membuat Matematika Jadi Mudah untuk Si Kecil