Pembelajaran Matematika harus bisa memberikan kesempatan bagi anak untuk bisa terlibat aktif dalam proses belajar. Bagaimanakah cara untuk mencapai tujuan tersebut? Salah satunya diperlukan metode pembelajaran Matematika yang berbasis kecerdasan majemuk, atau disebut juga Matematika Majemuk.
Matematika Majemuk adalah cara pembelajaran Matematika yang memberikan kesempatan pada anak-anak untuk menyelesaikan masalah kehidupan sehari-hari menggunakan Matematika. Matematika Majemuk tidak mengusung ketunggalan, anak-anak diberi kebebasan untuk mengemukakan jawabannya masing-masing.
Pembelajaran Matematika berbasis kecerdasan Majemuk terbukti dapat meningkatkan sikap dan motivasi belajar anak. Maka dari itu, pembelajaran Matematika memang sudah semestinya mengusung kemajemukan. Selain itu, masih ada beberapa alasan mengapa pembelajaran Matematika harus berbasis kecerdasan majemuk:
Matematika Harus Dipelajari Secara Humanis
Dalam pembelajaran Matematika berbasis ketunggalan, hanya diakui satu cara penyelesaian dari sebuah permasalahan. Sebagai konsekuensinya, guru harus mengatakan ‘salah’ ketika cara yang digunakan tidak sama. Padahal, mengatakan ‘salah’ adalah hal yang perlu dihindari dalam mendidik anak. Anak-anaklah yang perlu mengoreksi dirinya sendiri.
Matematika Majemuk menghadirkan Matematika secara humanis, di mana jawaban yang diberikan anak tidak ada yang dianggap sebagai cara yang salah. Semua jawaban dihargai sebagai keberagaman cara berpikir anak selama cara tersebut adalah jalan untuk mencapai jawaban yang seharusnya.
Subjek Pembelajaran Matematika Adalah Anak-Anak dengan Pemikiran Beragam
Menurut Howard Gardner, setiap manusia memiliki kombinasi yang unik dari sembilan jenis kecerdasan (linguistik, musikal, logis-matematis, spasial, kinestetik, naturalis, intrapersonal, interpersonal, dan eksistensial). Hal ini menyebabkan adanya cara berpikir yang beragam dari masing-masing individu anak.
Pembelajaran Matematika secara majemuk dapat secara alami membentuk keberagaman berpikir anak dari kombinasi kecerdasan tersebut. Dengan invitasi yang berisi permasalahan sehari-hari, anak-anak akan terdorong untuk mencari berbagai solusi dengan pemikirannya masing-masing.
Anak Perlu Kesempatan Membangun Dirinya Sendiri
Setiap anak berhak mendapat kesempatan untuk membangun dirinya sendiri. Pertanyaan terbuka dalam Matematika Majemuk memberikan anak kesempatan untuk menjawabnya dengan kreatif. Anak-anak pun mendapatkan insight dari jawaban teman-temannya yang beragam.
Matematika majemuk juga membuka ruang eksplorasi multisensori bagi anak melalui penggunaan material. Pada akhirnya, pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk membuat anak-anak lebih baik dalam memahami dirinya sendiri.
Membantu Anak yang Tertinggal
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, manusia memiliki kombinasi yang unik dari sembilan jenis kecerdasan. Seorang anak yang tertinggal dalam Matematika pasti memiliki kombinasi kecerdasan yang belum tereksplorasi yang dapat membantunya untuk mempelajari Matematika dengan hasil yang lebih baik.
Matematika Majemuk menghargai kombinasi kecerdasan itu. Dengan tidak diberlakukannya cara tunggal dalam penyelesaian masalah, sangat mungkin kombinasi kecerdasan anak justru terkuak dari jawaban yang diberikannya.
Mewadahi Anak yang Sudah Mahir
Saat tidak ada jawaban yang dianggap salah, seorang anak akan merasa mampu menyelesaikan masalah dengan pemikirannya sendiri. Perasaan inilah yang dijaga dalam Matematika Majemuk, di mana nantinya akan membuat anak yang sudah mahir mampu memiliki kemampuan untuk menemukan ide baru dan terus antusias dalam mempelajari Matematika.
Nah, itu tadi beberapa alasan mengapa pembelajaran Matematika harus berbasis kecerdasan majemuk. Matematika Majemuk membantu pemahaman konsep, mengasah kreativitas, mewadahi anak dengan berbagai level kemampuan Matematika, serta dapat mempertajam daya analisis anak untuk menyelesaikan suatu masalah.
Baca Juga: Seperti Apakah Pendidikan Matematika yang Lebih Baik Itu?