Bagaimana Karakteristik Pembelajaran Matematika Usia Dini?

Setiap pelajaran memiliki urutan pembelajaran, tidak terkecuali Matematika. Apalagi Matematika bersifat sekuens, menjadikan urutan pembelajaran tidak bisa diabaikan. Setelah tahap pra-Matematika selesai, tahap pertama yang akan dilalui anak adalah Matematika Usia Dini. Keterampilan Matematika di awal kehidupan adalah salah satu faktor penentu kesuksesan di sekolah dasar bahkan seterusnya. Itulah mengapa perkembangan Matematika pada anak usia dini perlu mendapatkan perhatian besar.

Kita perlu memahami bagaimana sesungguhnya Matematika Usia Dini itu agar dapat memberikan perhatian yang tepat pada perkembangan anak. Matematika Usia Dini memiliki kedudukan tersendiri dalam serangkaian proses pembelajaran Matematika, sebab Matematika Usia Dini memiliki karakteristik khusus yang berbeda dengan Matematika tingkat selanjutnya. Seperti apa karakteristik Matematika Usia Dini itu? Ini penjelasannya:

Dari Konkret ke Abstrak

Pembelajaran Matematika Usia Dini selalu dimulai dari konkret ke abstrak. Pembelajaran secara konkret didapatkan dari penggunaan material konkret. Anak membutuhkan kesempatan untuk bergerak ketika belajar mendapatkan informasi menyeluruh melalui inderanya agar terbentuk kesadaran kualitas.

Kesadaran kualitas akan terkumpul menjadi memori dan konsentrasi, semakin baik anak mengingat, semakin memungkinkan anak merentangkan perhatian dalam waktu yang lama. Kemampuan ini jika semakin diulang akan membentuk mental order. Saat mental order sudah terbentuk, anak bisa mengembangkan intelegensi untuk kemudian bisa menyelesaikan masalah dalam kehidupannya.

Ada Tingkatan Kesulitan

Pembelajaran selalu dimulai dari yang mudah sebelum mempelajari yang sulit, contohnya operasi bilangan dipelajari setelah anak mengenal tingkatan bilangan. Matematika sendiri bersifat sekuens, artinya materi yang ada pada tingkatan kesulitan berikutnya tidak akan dapat dikuasai jika materi yang sedang dipelajari belum tuntas.

Mempelajari pelajaran tanpa memperhatikan urutan pembelajaran yang semestinya akan berakibat pada pemahaman yang tidak optimal, dan untuk mengejar ketertinggalan pada materi sebelumnya jadi membutuhkan waktu lebih lama.

Terisolasi pada Satu Kesulitan

Isolasi pada satu kesulitan membuat anak fokus dalam mencari penyelesaian masalah sampai tuntas, sehingga membantu anak melatih problem solving dan meraih mastery (penguasaan) pada suatu materi. Elemen tambahan pada suatu materi adalah distraksi, terlalu banyak distraksi akan membuat anak kesulitan fokus pada masalah utama dan kebingungan bagaimana menyelesaikannya.

Itulah mengapa, misalnya, material pink tower hanya memiliki satu warna, sebab fokusnya ada pada diskriminasi dimensi, bukan warna.

Bersifat Non-Formal

Matematika masih berupa gagasan awal yang dipelajari anak-anak dari eksplorasi yang mereka lakukan. Maka dari itu, Matematika Usia Dini seringkali terlihat seperti bermain saja. Namun sebenarnya, dari ‘permainan’ itulah anak mendapatkan kesempatan bereksplorasi dan membangun impresi atas beragam konsep Matematika.

Terdapat Control of Error

Control of error adalah fungsi yang melekat pada material konkret untuk mengingatkan anak akan kesalahan langkah tanpa adanya peringatan dari orang dewasa. Contohnya pada knobbed cylinder, ketika anak memasukkan silinder ke lubang yang salah, kemungkinannya hanya dua: silinder tidak bisa masuk atau silinder longgar, dengan segera anak dapat menyadari bahwa itu salah dan memindahkan silinder ke lubang yang tepat.

Control of error perlu ada agar anak dapat mengevaluasi dan mengoreksi apa yang telah dikerjakannya sendiri manakala terdapat kesalahan. Ketika seorang anak menyadari bahwa ia mampu memperbaiki kesalahan sendiri, itu membangun kepercayaan dirinya.

Playful

Pembelajaran Matematika Usia Dini bersifat menyenangkan. Suasana belajar yang menyenangkan diperlukan untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran dan menghindari ketakutan anak terhadap Matematika.

Dalam suasana menyenangkan, anak merasa lebih terlibat dalam problem solving, lebih mudah melakukan penalaran, dan lebih mudah mengingat, sehingga peluang untuk memahami konsep baru dapat muncul tanpa dipaksakan.

Matematika Usia Dini memang unik, ya. Oleh karena itu, sangat penting bagi orang dewasa untuk mempersiapkan lingkungan agar anak bisa belajar secara optimal sejak dini. Bagaimana dengan pembelajaran Matematika anak Bapak/Ibu di rumah?

Baca Juga: Buku ‘Parenting’ Matematika? Cek Rekomendasinya Berikut Ini

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *