Berbicara soal matematika bagi anak, kita akan sering mendengar tentang pra-Matematika dan Matematika Usia Dini. Kedua konsep ini memang sama-sama dipelajari oleh anak usia dini, tetapi ada perbedaan di antara keduanya. Apa sajakah perbedaannya?
Pra-Matematika
Pra-Matematika dipelajari melalui kegiatan sehari-hari (practical life), inilah salah satu yang membedakan pra-Matematika dengan Matematika Usia Dini. Pra-Matematika bahkan dapat dimulai sejak anak berusia 2 tahun, Selain perbedaan tersebut, ada beberapa hal lain yang membedakan pra-Matematika dengan Matematika Usia Dini, di antaranya:
- Harus selesai sebelum Matematika Usia Dini diperkenalkan. Keterampilan seperti observasi, mengingat informasi, dan koordinasi mata dengan tangan harus sudah dicapai sebelum kegiatan Matematika diperkenalkan.
- Belum melibatkan simbol. Salah satu ciri utama pra-Matematika adalah belum melibatkan simbol. Kegiatan seperti mengancingkan baju, misalnya, itu pun termasuk pra-Matematika karena meningkatkan pengetahuan akan keterhubungan.
- Tidak dihadirkan secara berurutan. Kegiatan pra-Matematika dikenalkan melalui material dan lingkungan yang dipersiapkan dan anak-anak bebas memilih kegiatannya.
- Tidak ditawarkan melalui pensil dan kertas. Fase pra-Matematika lebih mengutamakan pengalaman multisensori. Pengalaman bergerak memberikan pemahaman akan ruang dan arah.
Jika diibaratkan, pra-Matematika seperti fondasi bangunan, tidak terlihat tapi menopang kemampuan Matematika pada tingkat berikutnya.
Matematika Usia Dini
Ciri khas dari Matematika Usia Dini adalah merepresentasikan semua konsep secara konkret terlebih dahulu sebelum secara abstrak. Tidak hanya itu, ada beberapa hal lain yang membuat Matematika Usia Dini menjadi berbeda dengan pra-Matematika. Beberapa hal tersebut adalah:
- Dicapai setelah pra-Matematika matang. Pengenalan Matematika Usia Dini tidak akan efektif jika pra-Matematika belum matang, sebab pra-Matematika-lah yang membentuk mathematical mind.
- Sudah melibatkan simbol. Matematika Usia Dini sudah mengenalkan anak kepada simbol. Bentuk pengenalan simbol tersebut dihadirkan dalam bentuk material konkret.
- Ada tingkatan kesulitan. Jika pra-Matematika tidak dihadirkan secara berurutan, Matematika Usia Dini mengenal tingkatan kesulitan. Penjumlahan dan pengurangan diperkenalkan setelah anak mengenal simbol, Proses perkalian diperkenalkan setelah anak mengenal tingkatan bilangan.
- Ada lembar kerja. Setelah anak mengenal simbol, anak bisa mulai mengerjakan lembar kerja sederhana. Tingkat kesulitan lembar kerja disesuaikan dengan kemampuan anak.
Matematika adalah bahasa yang lahir melalui hasil beragam penelitian dan disepakati masyarakat dunia. Seorang anak tidak bisa langsung mempelajari tahapan yang lebih tinggi jika tahapan sebelumnya belum dikuasai. Matematika Usia Dini tidak dapat dipelajari jika anak belum menguasai pra-Matematika, dan Matematika Sekolah Dasar tidak dapat dipelajari jika Matematika Usia Dini belum dikuasai.
Bagaimana, Bapak/Ibu, sudah paham perbedaannya? Memahami perbedaan antara keduanya penting agar kita bisa mengenalkan Matematika sesuai fase perkembangan anak.