Saat mendampingi anak belajar Matematika, tak jarang juga loh orang dewasa yang bisa tekun saat mendampingi si kecil. Secara tidak sadar, orang dewasa yang tidak menyukai Matematika akan memberikan vibrasi negatif pada si kecil saat mendampinginya belajar. Dengan vibrasi ini, maka akan semakin tidak menyenangkan juga Matematika untuk si kecil. Terlebih mendampingi untuk mengerjakan Matematika yang hanya berfokus pada paper pencil.
Tapi sebaliknya, jika kita mengajarkan Matematika dengan penuh semangat dan dengan cara gembira, Matematika akan jauh lebih menyenangkan. Terlebih lagi jika kita menggunakan material ajar yang penuh dengan pengalaman langsung dan multisensori.
Berikut ini beberapa cara untuk membuat Matematika jadi lebih mudah untuk si kecil.
1. Bahasa (Simbol dengan Nama)
Bahasa (Simbol dengan Nama) bisa dikenalkan setelah pengalaman. Simbol 1 hingga 10 muncul setelah anak membuat gradasi ukuran pendek ke panjang. Rumus luas dan keliling bangun datar akan muncul setelah anak mengeksplorasi konsep melalui alat konkret.
2. Multisensori
Lihat – Dengar – Lakukan – Catat – Repetisi. Konsep akan muncul setelah mata melihat dan telinga mendengar. Konsep akan menjadi memori saat tangan melakukan, konsep akan dipekuat dalam lembar kerja yang terstruktur dari mudah ke sulit dan sudah disesuaikan dengan usia perkembangannya.
3. Mengoreksi Diri Sendiri
Mengoreksi diri sendiri akan lebih menyenangkan dibanding dipersalahkan oleh orang lain. Sertakan kunci jawaban dalam setiap lembar kerja si kecil, tentunya dalam keadaan tertutup. Anak yang percaya diri akan enggan mencontek, ia ingin membuktikan bahwa dirinya mampu. Keberhasilan-keberhasilan kecil akan menumbuhkan kepercayaan diri yang besar.
4. Emosi Positif
Emosi positif akan mempercepat proses belajar. Ketidaksukaan akan menghambat pembelajaran Matematika dengan metode apapun. Ubah dulu hati kita dan anak kita untuk menyukai Matematika. Percayalah, hati yang gembira akan membuka kesempatan belajar dan atusiasme yang besar.
Ingat, bahwa Matematika bukanlah bakat ataupun DNA yang diturunkan. Matematika adalah hal yang perlu dipelajari, dalam sebuah proses yang berkelanjutan yang harus dilalui dengan gembira.
Saatnya pahami lebih jauh kebutuhan si kecil, dampingi ia belajar dan menemukan AHA Moment pada setiap proses belajarnya.
Baca Juga: Menyapu di Rumah, Ternyata Bisa Melatih Kemahiran Anak Dalam Perkalian Lho