Anak-anak usia dini sering terlihat berhitung menggunakan jari, kita pun melihatnya sebagai hal wajar. Memang, pembelajaran Matematika usia dini dicirikan dengan representasi konsep abstrak ke bentuk konkret. Dalam hal ini, seorang anak merepresentasikan angka 1-10 dengan jari tangannya.
Namun ternyata, ketergantungan berhitung menggunakan jari dapat menghambat anak dalam menguasai kalkulasi mental. Mengapa demikian? Sebab dalam Matematika, anak harus dapat mengorelasikan hal konkret dengan hal abstrak, di mana hal ini menjadi sangat terbatas jika material bantunya pun terbatas.
Lalu, bagaimanakah cara tepat mengajarkan anak kalkulasi tanpa menggunakan jari? Cek cara-cara berikut ini!
1. Pastikan Anak Memahami Nilai 1-10
Memahami nilai dari angka 1-10 tidak harus diawali dengan berhitung menggunakan jari. Esensi sesungguhnya dari memahami nilai adalah anak mampu mengestimasi ukuran dari pendek ke panjang atau membuat gradasi ukuran yang berbentuk seperti tangga.
Pemahaman nilai tersebut dapat dicapai dengan bantuan material konkret. Material konkret bisa berasal dari benda-benda yang tersedia di rumah, seperti botol-botol yang diisi air untuk menunjukkan gradasi, atau tali yang dipotong-potong menjadi beragam ukuran untuk menunjukkan panjang dan pendek.
Anak yang memahami nilai 1-10 akan mampu mengadakan abstraksi ketika dihadapkan pada objek-objek.
2. Mulailah dari Matematika yang Termudah
Tidak ada Matematika yang lebih mudah dibandingkan penjumlahan dengan ‘satu’. Cara tersebut dapat memperkuat pemahaman anak akan konsep penjumlahan dari bentuk yang paling sederhana. Maka dari itu, penjumlahan dengan ‘satu’ dapat menjadi awal untuk memperkenalkan Matematika pada anak.
Memulai Matematika dari yang termudah akan membuat anak mampu menyelesaikan persoalan, sehingga ia tidak cepat bosan dan menyerah di permulaan. Anak akan selalu terdorong untuk mempelajari hal baru dan beranjak dari yang semula berhitung dengan jari menjadi berhitung secara mental.
3. Gunakan Material Bantu yang Presisi
Material bantu merupakan jembatan anak untuk memasuki dunia Matematika yang penuh angka dan simbol. Penggunaan material bantu yang presisi akan mempermudah anak untuk mencapai kemampuan estimasi yang presisi pula. Estimasi adalah salah satu cara berhitung cepat selain menggunakan alat bantu, termasuk jari. Anak dengan kemampuan estimasi akan dengan cepat menentukan bahwa suatu angka lebih besar atau lebih kecil daripada angka lainnya.
Baca Juga: 5 Permainan Ini Bisa Meningkatkan Kemampuan Estimasi Pada Anak Usia Dini
4. Asah Memori dan Konsentrasi
Memori dan konsentrasi yang terasah akan membuat anak mampu merespons sesuatu yang dihadapi dengan cepat dan akurat. Akurasi penting dalam ber-Matematika, karena menunjukkan seberapa dekat hasil estimasi dengan nilai sesungguhnya. Anak dengan memori dan konsentrasi yang terasah akan lebih jarang memerlukan alat bantu ketika berhitung.
Terdapat beberapa material yang dapat membantu mengasah kemampuan konsentrasi anak, antara lain material dough dan ‘touch math board.’
5. Lihat, Dengar, Lakukan, Catat
Tidak ada suatu ilmu yang melekat tanpa pencatatan. Pendekatan multisensori bukan berarti meniadakan kertas latihan, justru sebaliknya, perlu dituangkan dalam bentuk tulisan. Mencatat adalah mengingat, dengan lebih banyak mencatat, anak akan lebih banyak mengingat, sehingga ketergantungannya terhadap alat bantu, seperti jari, semakin berkurang.
Bagaimana, sudahkah kita menerapkan cara-cara tadi dalam mengajarkan anak berhitung?