Yuk, Kita Bisa Berhenti Menularkan Ketidaksukaan terhadap Matematika kepada Anak

Kecintaan terhadap Matematika tidak hanya bisa dimiliki oleh orang yang berbakat Matematika, sebab Matematika bukan bakat dan kecintaan bisa ditumbuhkan. Namun, kenapa ada beberapa orang yang tidak suka Matematika, ya?

Jawabannya adalah karena ketidaksukaan itu ditularkan, dan yang menularkannya adalah orang dewasa kepada anak-anak. Sering kali, ketika orang dewasa tidak suka Matematika, orang dewasa jadi merasa tidak perlu mengajarkan anak untuk mencintai Matematika. Akibatnya, ketidaksukaan terhadap Matematika pun menular.

Maka dari itu, marilah kita putus rantai ketidaksukaan terhadap Matematika itu mulai dari diri kita sendiri. Bagaimana caranya?

Mulailah dari Diri Sendiri

Kunci utama dari keberhasilan memutus rantai ketidaksukaan terhadap Matematika tentu saja harus dimulai dari orang dewasa. Tekadkan dalam hati bahwa rasa tidak suka itu jangan ditularkan lagi. Bisa dimulai dengan mengubah cara kita mengajarkan Matematika pada anak menjadi menyenangkan.

Ada berbagai cara untuk membuat Matematika menjadi menyenangkan. Lewat nyanyian, cerita, permainan tepuk tangan, bermain flash card, bermain bank game, atau Bapak/Ibu bisa membuat permainan sandiwara yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari, seperti bermain menjadi pedagang dan pembeli.

Segala sesuatu yang diawali dengan menyenangkan tentu akan membuat anak tertarik dan menyukainya.

Libatkan Anak-Anak dalam Kegiatan Practical Life

Tidak ada cara yang lebih alami untuk mempelajari Matematika daripada kegiatan sehari-hari, dan sudah pasti menyenangkan. Menuang air, menimbang bahan masakan, memilah pakaian, menyortir buah, dan membereskan mainan adalah beberapa dari sekian banyak contoh kegiatan practical life.

Menunjukkan bahwa Matematika berguna bagi kehidupan sehari-hari akan membuat anak belajar mencintai Matematika, sebab ia merasa bahwa Matematika dibutuhkan dirinya untuk menjadi mandiri.

Baca Juga: Pentingnya Matematika untuk Kehidupan Sehari-hari dan Beberapa Kegiatan Practical Life untuk Melatih Kemampuannya pada Anak

Pengalaman Konkret Menanamkan Kesan Matematika Itu Mudah

Anak-anak usia di bawah 7 tahun belum memahami sesuatu yang abstrak. Mengenalkan Matematika sejak dini dengan cara abstrak tanpa disertai pengalaman konkret akan berdampak pada penilaian anak bahwa Matematika itu sulit. Dampak lainnya adalah anak menjadi tidak menguasai logika berpikir Matematika.

Jauh lebih penting untuk memberikan pengalaman konkret ber-Matematika. Kesempatan merasakan Matematika dengan indera membuat anak bisa memahami Matematika dan menanamkan kesan bahwa Matematika itu mudah. Contohnya, dengan menyusun gradasi 1-10 menggunakan material red rods, anak jadi mampu memahami bagaimana kuantitas nilai dari 1-10 itu dan merasa bahwa Matematika itu mudah untuk dikuasai.

Beri Anak Kesempatan untuk Bereksplorasi

Menjelajahi alam sekitar adalah cara yang bagus untuk mengenalkan arah, jarak, ruang. Ini adalah bagian dari pra-Matematika yang tentunya menyenangkan. Kegiatan sesederhana mengajak anak pergi berbelanja juga bagus untuk mengenalkan Matematika. Sambil mengenal arah, anak juga bisa belajar menghitung barang belanjaan.

Konsep Lebih Penting daripada Menghafal

Banyak orang tua yang mengajarkan anak untuk menghafal angka, tapi mungkin tidak banyak yang mengajarkan konsep dari angka-angka tersebut, secara tidak langsung itu menularkan ketidaksukaan terhadap Matematika. Mengajarkan Matematika secara hafalan tidak sesuai dengan tahap perkembangan anak, dan berakibat pada anak merasa kesulitan memahaminya.

Memahami konsep jauh lebih penting daripada hafalan, sebab memahami konsep memberikan kesempatan bagi anak untuk mengerti bahwa Matematika berguna bagi kehidupan.

Hanya dengan cara yang tepat, Matematika bisa dipresentasikan dengan menyenangkan. Hanya dengan hati yang terbuka kita bisa mengenali keindahan Matematika. Ketika sudah mengenal keindahan Matematika, maka kita bisa mencintainya, dan tidak perlu ada lagi ketidaksukaan yang ditularkan.

Jika anak menunjukkan tanda kesulitan dan ketidaksukaan terhadap Matematika ketika sudah berada di sekolah dasar, segera lakukan observasi apa kesulitannya. Perkuat kembali konsep-konsep yang masih belum dikuasai hingga anak paham. Dengan begitu, anak bisa merasakan mudahnya ber-Matematika dan menyukainya.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *