Stop! Jangan Membeli Material Konkret untuk Belajar Matematika Kalau…

Penggunaan material konkret dalam pembelajaran Matematika sangatlah penting. Keberadaannya dapat meningkatkan mutu pembelajaran Matematika, sebab material konkret memiliki manfaat sebagai berikut:

    • Meningkatkan penggunaan indera anak.
    • Mengurangi kebutuhan akan penggunaan cara penyampaian yang bersifat verbalisme.
    • Meningkatkan fokus anak.
    • Membuat interaksi antara orang dewasa dan anak lebih terjalin.
    • Memungkinkan anak untuk belajar sesuai dengan kecepatannya masing-masing.

Semua hal ini dapat membuat hasil pembelajaran menjadi lebih baik dan anak-anak pun akan lebih mudah dalam memahami konsep-konsep Matematika.

Selain itu, menurut Jean Piaget anak-anak pada usia 7-11 tahun masih berada dalam tahap perkembangan operasional konkret, artinya anak hanya bisa menerapkan logika pada benda yang berwujud nyata, sehingga material konkret akan memberikan manfaat secara langsung dalam memfasilitasi perkembangan kecerdasannya.

Penggunaan material konkret perlu dilakukan secara rutin dan konsisten di lingkungan belajar, baik itu di sekolah maupun di rumah. Oleh karena itu, keberadaan material konkret di rumah pun sama pentingnya. Namun perlu diingat, bijaklah ketika akan membeli material konkret. Jangan terburu-buru membeli material konkret hanya karena mengikuti tren atau Bapak/Ibu masih merasakan hal-hal ini:

Kalau Belum Belajar Mencintai Matematika

Setiap orang memiliki potensi Matematika dalam dirinya, maka setiap orang pun memiliki kesempatan yang sama untuk mencintai Matematika. Jika Bapak/Ibu merasa tidak suka dengan Matematika, lihat kembali mengapa rasa tidak suka itu ada. Mungkin saja itu disebabkan oleh pengalaman belajar di masa lalu yang tidak menyenangkan, bukan karena Matematika itu sendiri.

Sejatinya, Matematika itu indah dengan pola dan harmoni yang ada di dalamnya. Sebelum membeli material konkret, belajarlah untuk mencintai Matematika terlebih dahulu, sebab keberadaan material konkret akan menjadi sia-sia jika Bapak/Ibu masih tidak menyukai Matematika. Vibrasi negatif akan mudah menular kepada anak, tidak peduli sebanyak apapun material konkret yang digunakan.

Kalau Belum Menyediakan Lingkungan Belajar yang Menyenangkan

Anak-anak menyerap pelajaran dengan baik dalam suasana yang menyenangkan, maka yang lebih dahulu perlu dilakukan adalah mempersiapkan lingkungannya, sebab boleh jadi niat menghadirkan pembelajaran yang menyenangkan tidak tercapai karena lingkungan belum dipersiapkan untuk menunjang pembelajaran yang menyenangkan.

Fungsi material konkret tidak akan optimal jika lingkungan belajar tidak menyenangkan. Dalam lingkungan yang tidak menyenangkan, anak-anak tidak bisa memusatkan perhatian secara penuh dan merentangkannya dalam waktu lama, inilah yang membuat impresi yang dihasilkan dari penggunaan material konkret tidak bisa diserap secara baik.

Baca Juga: Cara Belajar Matematika Seperti Ini Ternyata Tidak Disukai Anak, Lho

Kalau Belum Paham Tujuannya

Setiap material konkret memiliki tujuan penggunaan masing-masing. Sandpaper number untuk mengenalkan nama dan simbol angka, number rods untuk mengenalkan konsep 1-10, spindle box untuk mengenalkan kuantitas 1-10, golden beads untuk mengenalkan tingkatan bilangan, dan seterusnya.

Setiap anak memiliki perkembangan yang berbeda. Tanpa memahami tujuan dari setiap material, kita tidak bisa menyesuaikan penggunaannya dengan kebutuhan anak, dan manfaat dari material menjadi tidak optimal.

Material konkret memang penting untuk keberhasilan pembelajaran Matematika, namun material konkret bukanlah satu-satunya yang menentukan keberhasilan itu. Matematika amatlah luas dan melibatkan lebih dari sekadar alat peraga. Hati yang terbuka untuk mau menerima Matematika adalah hal yang lebih utama.

Kenali lebih jauh tentang Matematika multisensori dalam buku “Mahir Matematika: Solusi Praktis Ber-Matematika untuk Anak Usia Dini.”

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *