Bunda, Ternyata Ini Arti Matematika yang Sesungguhnya

Setiap anak dilahirkan dengan potensi Matematika, dan potensi itu pasti akan berkembang jika dilatih. Jadi, setiap anak sebenarnya memiliki kesempatan untuk bisa mahir ber-Matematika. Namun kenyataannya, ada beberapa anak yang masih kesulitan ber-Matematika. Hal itu bisa dipengaruhi beberapa faktor, baik internal maupun eksternal.

Jika si kecil masih belum menguasai Matematika, mungkin kita perlu memeriksa kembali strategi pembelajarannya, apakah sudah sesuai dengan arti Matematika sesungguhnya atau belum. Sebenarnya, apa arti Matematika yang sesungguhnya itu?

Matematika Bukan Sebatas Hafalan

Hafalan hanyalah salah satu dari banyak aspek Matematika yang perlu dipelajari. Untuk bisa menghafal pun anak tidak boleh melewatkan tahapan pembelajaran dengan material konkret (enactive representation) dan visualisasi (iconic representation).

Matematika yang dipelajari hanya melalui hafalan akan membuat anak kesulitan memahami konsep, Mungkin anak bisa menghafal urutan bilangan 1-10, tapi tidak memahami bahwa gradasi yang terbentuk dari nilainya adalah sebuah pola yang teratur.

Matematika Lebih dari Sekadar Rumus-Rumus

Meski ada banyak rumus dalam Matematika, bukan berarti dengan menghafal rumus sebanyak-banyaknya maka anak akan mahir ber-Matematika. Hal yang lebih penting dipahami adalah bagaimana rumus-rumus itu diperoleh. Pemahaman seperti itu hanya bisa didapatkan melalui penguasaan konsep.

Esensi dari Matematika adalah bagaimana kita mengidentifikasi masalah dan menjalani proses penyelesaiannya dengan benar. Menghafal rumus pun akan kurang bermakna apabila anak tidak tahu kapan harus memakai rumus itu.

Baca Juga: Bolehkah Mengajarkan Matematika Secara Hafalan pada Anak?

Matematika Adalah Bahasa

Matematika bukan hanya tentang perhitungan, pengukuran, pecahan, dan lain sebagainya yang dinyatakan selesai setelah anak melewati ujian sekolah. Matematika adalah sebuah bahasa yang disepakati, dan dipelajari untuk menyelesaikan berbagai permasalahan dalam kehidupan manusia, maka sudah seharusnya Matematika dipelajari melalui pengalaman keseharian anak.

Repetisi Adalah Hal yang Penting

Pemahaman konsep tentu perlu diperkuat dengan repetisi. Tidak ada seorang pun yang bisa menguasai Matematika hanya dengan sekali atau dua kali mencoba. Dalam Matematika, mencoba satu konsep berkali-kali lebih baik daripada mempelajari banyak konsep tapi hanya mencobanya sekali-sekali. Repetisi membentuk mental order, saat anak terbiasa merepetisi, maka kemampuan berkonsentrasinya akan berkembang.

Matematika adalah tentang menguasai konsep, membangun logika berpikir, mengembangkan kemampuan problem solving, dan bagaimana menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari. Semua itu diperoleh dari eksplorasi konkret ke abstrak dan dimulai dari tahapan yang mudah menuju ke sulit. Strategi pembelajaran Matematika yang tidak hanya berfokus pada hafalan, rumus, dan menjawab soal dengan cepat akan membuat anak lebih menguasai Matematika.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *